Jika dulu tes urine hanya dilakukan saat penerimaan mahasiswa baru, BNN Kalsel
bersama Universitas Lambung Mangkurat (ULM) merencanakan untuk
melakukan tes urine kepada mahasiswa yang ingin mengajukan skripsi
maupun tesis.
Ya, tes urine untuk mendeteksi kandungan narkoba di dalam tubuh direncanakan untuk menjadi syarat bagi mahasiswa ULM yang ingin mengajukan skripsi maupun tesis.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kalsel Ipansyah menjelaskan, hal itu merupakan komitmen yang disepakati dalam MOU antara BNN Kalsel dan ULM.
"Rektor Sutarto Hadi yang paling antusias. Mereka ingin menghasilkan lulusan yang bebas narkoba," ujarnya.
Hal ini tentu disambut baik BNN Kalsel. Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan mahasiswa yang bersih dari narkoba saat masuk kuliah, terkontaminasi narkoba akibat sejumlah faktor, lingkungan misalnya.
"Ya kita kota besar, kemungkinan terjerumus tentu lebih besar. Makanya hal begini harus diperketat supaya mahasiswa juga berpikir, mau lulus nanti harus diperiksa lagi urine mereka," ujarnya.
Meski belum tahu kapan direalisasikan, tapi kata Ipansyah, pembahasan bahkan sudah sampai pada konsekuensi terhadap mahasiswa yang urinnya terbukti positif narkoba nantinya.
Ya, tes urine untuk mendeteksi kandungan narkoba di dalam tubuh direncanakan untuk menjadi syarat bagi mahasiswa ULM yang ingin mengajukan skripsi maupun tesis.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kalsel Ipansyah menjelaskan, hal itu merupakan komitmen yang disepakati dalam MOU antara BNN Kalsel dan ULM.
"Rektor Sutarto Hadi yang paling antusias. Mereka ingin menghasilkan lulusan yang bebas narkoba," ujarnya.
Hal ini tentu disambut baik BNN Kalsel. Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan mahasiswa yang bersih dari narkoba saat masuk kuliah, terkontaminasi narkoba akibat sejumlah faktor, lingkungan misalnya.
"Ya kita kota besar, kemungkinan terjerumus tentu lebih besar. Makanya hal begini harus diperketat supaya mahasiswa juga berpikir, mau lulus nanti harus diperiksa lagi urine mereka," ujarnya.
Meski belum tahu kapan direalisasikan, tapi kata Ipansyah, pembahasan bahkan sudah sampai pada konsekuensi terhadap mahasiswa yang urinnya terbukti positif narkoba nantinya.