Banjarmasin adalah Ibukota dari Provinsi Kalimantan Selatan, Setiap Bulan Ramadhan atau bulan puasa seperti biasanya akan ada diadakan Pasar Wadai dan Sudah menjadi
kebiasaan masyarakat yang turun-temurun, kota Banjarmasin yang dijuluki
sebagai “Kota Seribu Sungai” ini dalam menyambut bulan puasa Ramadhan
selalu serba meriah, termasuk kebiasaan pedagang dalam memanjakan
konsumennya dengan membuka “pasar wadai” di setiap sudut kota maupun
kabupaten lainnya di Kalimantan Selatan.
Untuk Lokasi Pasar wadai Pada ramadhan Tahun 1439H atau 2018 ini yaitu masih berlokasi di jalan Jalan RE Martadinata, persis di depan Balai Kota.
Melihat perkembangan yang ada tentang kondisi pasar wadai di Banjarmasin
dan kabupaten lainnya, ternyata banyak hal menyimpan keunikan yang
terjadi di dalamnya. Inilah 7 fakta keunikan yang kami temukan di
lapangan :
2. Bingka barandam,
3. Kararaban,
4. Kikicak,
5. Bulungan hayam,
6. Kelalapon,
7. Cingkarok batu,
8. Wajik,
9. Apam,
11. Undi-undi,
12. Untuk-untuk,
13. Sarimuka,
14. Wadai balapis,
15. Cincin,
16. Cucur,
17. Lamang,
18. Gagatas,
19. Gaguduh,
20. Ronde,
21. Ilat sapi,
22. Garigit,
23. Sasagun,
24. Lupis,
25. Pais pisang,
26. Hintalu karuang,
27. Wadai satu,
28. Gincil,
29. Katupat balamak,
30. Bubur sagu,
31. Serabi,
32. Putri salat,
33. Patah,
34. Pais sagu,
35. Pais waluh,
36. Dadar gulung,
37. Agar-agar habang,
38. Wadai gayam,
39 Amparan tatak,
40. Pundut,
41. Ipau.
Untuk Lokasi Pasar wadai Pada ramadhan Tahun 1439H atau 2018 ini yaitu masih berlokasi di jalan Jalan RE Martadinata, persis di depan Balai Kota.
- Pasar Wadai awalnya hadir dari dan untuk masyarakat setempat untuk menyediakan beberapa kebutuhan berbuka puasa. Bertambahkembangnya waktu dan bisnis pariwisata, pasar wadai menjadi agenda tetap pemerintah daerah dalam menyambut bulan puasa ramadhan yang setiap pembukaan pasar wadai tersebut ditandai dengan pengguntingan pita dan acara seremonial oleh pejabat setempat.
- Pasar Wadai sebagai ajang menampilkan koleksi macam-macam kue-kue yang ada sejak zaman dahulu dan tidak akan kita temukan pada hari-hari biasa. Ada istilah wadai 41 macam koleksi khas Banjar yang ditampilkan selama bulan puasa di pasar wadai tersebut.
- Pasar Wadai sebagai tempat tujuan muda-mudi untuk ngabuburit mengabiskan waktu menjelang berbuka puasa bahkan terkadang menjadikan tempat pertemuan jodoh bagi yang belum mempunyai pasangan.
- Adanya perubahan materi bahan dagangan yang awalnya ditawarkan hanya kue (sesuai sebutannya Pasar Wadai artinya Pasar Kue, Wadai=Kue), kini berkembang menjadi pasar “kaget” yang di dalamnya bukan hanya kue, tapi juga ada jenis ikan, sayur, sambal termasuk mainan anak-anak. Namun fokusnya pasar wadai tersebut biasanya pada kue-kue, ikan dan sayuran untuk buka puasa. Mainan anak-anak biasanya berada di tempat terpisah dari tempat yang sudah disediakan.
- Pasar yang tidak mempunyai lokasi tetap seperti layaknya pasar. Lokasi pasar wadai biasanya di tengah kota yang pada hari biasa justru dilarang untuk berjualan di tempat tersebut. Jadi pasar wadai sebenarnya ada pengecualian selama bulan puasa ramadhan. Apabila habis bulan puasa, maka jangan coba-coba masyarakat untuk berdagang/berjualan di tempat tersebut kalau tidak mau diangkut/dirazia Satpol PP.
- Harga akan diobral murah apabila telah melewati waktu berbuka puasa. Aksi banting harga yang dilakukan pedagang tersebut biasanya saat mereka mau pulang ke rumah masing-masing. Artinya harga pada pasar wadai begitu cepat berubah saat waktu berbuka telah lewat.
- Tempat yang subur untuk PKL, kaum peminta-minta dan penjaga parkir.
Inilah Jenis 41 Macam Wadai Khas Banjar, Kalimantan Selatan:
1. Bingka,2. Bingka barandam,
3. Kararaban,
4. Kikicak,
5. Bulungan hayam,
6. Kelalapon,
7. Cingkarok batu,
8. Wajik,
9. Apam,
11. Undi-undi,
12. Untuk-untuk,
13. Sarimuka,
14. Wadai balapis,
15. Cincin,
16. Cucur,
17. Lamang,
18. Gagatas,
19. Gaguduh,
20. Ronde,
21. Ilat sapi,
22. Garigit,
23. Sasagun,
24. Lupis,
25. Pais pisang,
26. Hintalu karuang,
27. Wadai satu,
28. Gincil,
29. Katupat balamak,
30. Bubur sagu,
31. Serabi,
32. Putri salat,
33. Patah,
34. Pais sagu,
35. Pais waluh,
36. Dadar gulung,
37. Agar-agar habang,
38. Wadai gayam,
39 Amparan tatak,
40. Pundut,
41. Ipau.